Catatan Perjalanan Jakarta -Jogja - Kopeng 18-22 Agustus 2007
Jakarta - Jogja- Kopeng
Sebenarnya trip ini diluar rencana kami, tapi apa daya aku dan Ling paling gak bisa nahan yang namanya jalan-jalan. Dan orang yang harus bertanggung jawab untuk hal ini adalah Botak, Jims dan Dewi karena merekalah aku seperti orang kebakaran jenggot untuk harus tetap ke Jogja.... :).Dan akhirnya tanggal 18 Agustus aku dan Ling berangkat juga ke Jogja dari Tangerang. Jam menunjukan pukul 10 pagi, kami mengambil rute dari tol Tangerang, kebon jeruk, Tol dalam kota dan terus tol Cikampek hingga Tol Cipularang. Kurang lebih 2,5 Jam kami tempuh sepanjang jalan tol arah Jakarta - Cileunyi. Kondisi jalan seperti biasa lancar dan baik. Setelah keluar Tol Cileunyi arah Garut, disini jalan agak bergelombang hingga mendekati Nagrek. Setelah Nagrek kearah Ciamis .... kondisi jalan mulus banget dan pemandangannya itu lho top banget.
Rencana ingin lunch di Pring Sewu batal karena sudah ketemu restoran Cibiuk spesialis makanan khas sunda. Rasa makanannya enak dan harganya juga cukup terjangkau.
Hal yang menarik dari resto ini di bangun di pinggir sawah dan ada kolam pemancingan. Nah tempat makan berupa lesehan yang terbuat dari bambu
beratapkan daun rumbia. Dibawah tempat makan atau saung itulah kolam ikannya ada beberapa saung mengitari kolam tersebut. Kita bisa makan sambil menikmati pemandangan persawahan.
Masing-masing tamu yang makan di tawarkan untuk mancing dikolam itu. Joran pancing dan umpan juga diberikan. Dengan aturan kalau dapatnya mujair boleh langsung dibawa pulang, kalau dapatnya ikan emas ditimbang dulu. Hingga nggak terasa sudah 2 jam kami diresto ini. Ling tampak antusias dan hari itu dia bisa tersenyum lebar karena sukses dengan 7 ekor ikan
mujair hasil pancingannya. Aku sendiri kurang beruntung, karena tak satu ekor ikan pun kudapat. Senang rasanya bisa melihat dia tertawa. Kegiatan tak terduga ini bikin kita harus ngaret 2 jam..... tapi happy juga.
Melewati Resto Pring Sewu masuk kearah Majenang jalan mulai banyak bergelombang dengan banyak aspal tambalan. Terasa deh rasanya naik Katty dengan goyangannya yang top abis :). Di daerah selatan meskipun baru jam 19 an sudah terlihat gelap karena daerah hutan yang tertutup pepohonan ditambah jarang kendaraan yang lewat. Aku nggak ngebayangin kalo si Katty rewel ditengah jalan itu...
Pada rute ini perlu di catat ada sekitar 2 atau 3 buah Jembatan yang sedang diperbaiki hingga menimbulkan potensi kemacetan karena mobil hanya bisa lewat bergantian. Semoga menjelang lebaran nanti pengerjaannya sudah selesai. Masuk Wangon aku sempat tersasar karena gelap dan rambu penunjuk arah yang tidak terlihat ditambah tidak adanya kompas. Harusnya aku belok kanan tapi aku lurus saja, pada waktu itu feelingku bilang kalo aku sedang kesasar dan memang benar karena arah yang aku tuju mengarah ke daerah Banyumas bukan kearah Kebumen. Akhirnya kami kembali lagi mencari jalan sebelumnya. Dan lumayanlah ada sekitar 10-15 kilometer dimana kami sempat kehilangan arah. Pelajaran berharga buatku kompas harus ada di mobil. Jam menunjukan pukul 10:30 malam ketika kami
sampai di Jogja dan sampai di tujuan di kota Wonosari pukul 11:30 malam.
Senin pagi 20 Agustus 2007, kami meninggal kan Wonosari setelah sehari sebelumnya kami keliling Jogja dan menyusuri jalan ParangTritis ke arah Parangtritis tapi kami tidak mampir di Parangtritis tapi langsung menyusuri jalan kecil ke arah Panggang melalui perbukitan kapur dengan pohon jati di kiri dan kanan. Di tengah perbukitan kami sempat berhenti untuk menikmati suasana dan tidak lupa pula kami sempat mengambil gambar. Entah kenapa ada rasa yang lain ketika kami lewat daerah pegunungan seribu, selalu membuat kami rindu akan suasana ini dan selalu kembali lagi kesana.
Tanggal 20 dan 21 Agustus kami menginap di salah satu penginapan Favorite kami di Kopeng. Griya Loka Indah, nama hotel melati 1. Tempatnya cukup bersih dengan fasilitas air panas dan restoran 24 jam. Malam itu nasi goreng dan tahu goreng menemani dinner kami ditengah dinginnya kaki gunung Merbabu.
Pagi hari di Kopeng kami nikmati dengan berjalan kaki sepanjang jalan raya Kopeng-Magelang. Jalan kaki di tengah sejuknya suasana dimana kicauan burung masih asli. Aku dan Ling harus berjalan sekitar 50 meter untuk sampai di jalan utama. Rencana hari itu adalah hunting foto
kegiatan masyarakat di daerah Kopeng. Kami berharap hari itu adalah hari pasaran. Oh ya ... biasanya masyarakat jawa mengenal lima hari pasaran yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Kami berharap hari itu adalah hari pasaran dimana masyarakat berkumpul dan melakukan transaksi di pasar tradisional.
Setelah berjalan sepanjang 500 meter dari hotel, kami hanya menjumpai pasar yang sepi. "Wah ... kita kurang beruntung nih Pak Ambang", ujar Ling. "mmm... tahun ini kita miss lagi", jawab ku. Rupanya hari itu bukan hari pasaran, ya sudah akhirnya kami balik lagi dan jalan kearah perkebunan Strawberry yang tampak dari pinggir jalan.
Dalam perjalanan pulang, secara kebetulan kami menjumpai penjual makanan berupa bubur nasi dengan sayur dan tahu tempe bacem. Aku langsung teringat masa kecilku waktu berlibur di Wonosari. Makanan inilah yang selalu menemani keseharian kami. Aunty Tatik Almarhumah, membelikan kami bubur seperti ini. Dengan penuh antusias Ling dan aku makan ditengah taman di depan kamar penginapan dihotel.
Hari itu, kami belum punya rencana hendak kemana. Kami mencoba mencari informasi di front office. Mbak Yani General Manager hotel Griya Loka Indah menyambut kedatangan kami. Wanita berparas manis yang energic dan senyumnya yang mengembang. Dari keterangan beliau kami punya gambaran ketempat mana yang haru kami tuju.Tujuan kami yang pertama adalah Banaran Caffee yang terletak di jalan utama antara Semarang dan Salatiga. Keunikan dari Caffee ini adalah letaknya yang langsung di kebun kopi dengan taman disekelilingnya. Kita bisa menyewa mobil seharga 40 ribu rupiah mengelilingi perkebunan kopi tersebut.
Sekitar jam 9:30 aku dan Ling berangkat untuk mencari letak Caffe tersebut. Seperti biasa, part inilah yang selalu kami nikmati. Mencari lokasi tempat dimana kami belum pernah tuju sebelumnya. Dalam perjalanan ke Caffe tersebut bisa tempuh 2 arah dari Salatiga atau bisa juga dari Ambarawa. Aku memilih rute dari Ambarawa dengan perkiraan lebih dekat dan dengan pemandangan yang lebih bagus.Selama perjalanan ke arah Caffe Banaran, ada beberapa object wisata yang kami lalui. Bukit Cinta dan Rawa Pening serta beberapa tempat yang aku sendiri lupa. Ternyata aku salah perkiraan jalan yang aku ambil lebih jauh di bandingkan bila aku melewati kota Salatiga. Tapi pemandangan sepanjang jalan luar biasa cantiknya. Hamparan sawah dengan perpaduan warna hijau, kuning sepanjang mata memandang.
Tiba di Caffe Banaran aku dan Ling memesan kopi, Capucino hangat dan sepiring tahu goreng. Tak lupa pisang goreng khas Caffee Banaran menemani kami mmmm.....nikmat sekali. Meskipun di situ aku harus ganti ban karena ban si Kattie bocor terkena paku. Target berikut setelah Banaran adalah wisata kuliner, menyusuri kota Salatiga.
Tiba di Salatiga waktu sudah menunjukan pukul 14:00, karena aku harus menambal ban sebelumnya. Sasaran kami berikutnya adalah toko oleh-oleh dipinggir jalan di kota itu. Abon sapi Gloria dan beberapa penganan masuk ke kabin si Kattie. Dilanjutkan dengan menyusuri pasar kota Salatiga. Yang unik di sepanjang pasar banyak sekali penjual wedang ronde, Yaitu minuman mirip sekoteng.
Dibelakang pasar Salatiga kami menemukan tempat makan yang asyik. Soto sapi Pak Goto, kelihatannya enak karena banyak orang yang makan di warung tersebut. Aku dan Ling masuk dan memesan 2 mangkok soto. Warna kuahnya bening didalam nya berisi seperti layaknya soto. Aku perhatikan banyak yang memesan makanan sebesar bola tenis, setelah Ling menginverstigasi benda apakah itu. Didapat informasi kalau bola tersebut adalah hati sapi. Karena perut sudah kenyang kami urung memesan bola tenis tersebut. Selain soto Pak Goto aku dan Ling juga mampir di kedai sate sapi suruh tapi kali ini kami hanya pesan untuk di bungkus.Hampir pukul 17:00 Wib kami tiba kembali di Hotel. Tanpa buang buang waktu aku langsung berganti baju untuk berolah raga. Tujuanku adalah lapangan basket yang berada di belakang hotel Griya Loka Indah...mmm...satu satunya hotel yang di lengkapi sarana olah raga di Kopeng ini. Dengan meminjam bola basket dari pihak hotel aku dan Ling sempat bermain basket berdua. Duh ...enak sekali bermain basket di saksikan kemegahan gunung Merbabu dengan pemandangan langsung ke gunung Telomoyo yang 2 tahun lalu kami daki bersama si Kattie. Malam itu kami habiskan dengan dengan makan malam ditemani lele bakar dan sop buntut.Pagi hari cuaca cukup cerah, Gunung Merbabu terlihat cukup jelas. Pagi itu aku cek Kattie dan langsung memanaskan mesin. "Well ... this is my last day in Kopeng ", pikir ku. "Kita mo kemana lagi Pak Ambang ?", tanya Ling di sela obrolan pagi tentang trip kemarin. "Kita akan naik keatas, kearah jalur pendakian Gunung Merbabu" Jawab ku. Setelah 2 tahun lalu sempat memaksa si Kattie untuk naik ke puncak Gunung Telomoyo, sekarang Kattie akan aku coba naik ke kaki Merbabu.Setelah sedikit cuci muka aku dan Ling mulai lagi dengan perjalanan di hari terakhir kami di Kopeng. Dimulai dari pos masuk ke tempat wisata Umbul Songo, kami naik keatas. Ujung pintu keluar taman kopeng adalah penghabisan jalan aspal. Setelah itu kami haru mendaki melewati jalan berbatu. Perasaan was-was mulai menghinggapi aku, terus terang aku sendiri tidak tahu apa di depan sana. Karena aku cuma berpegangan pada petunjuk resepsionis hotel Catalina, kalau jalan yang aku lalui bisa ditempuh dengan kendaraan.Mendaki dan mendaki itulah yang kami lakukan. Si Kattie tampaknya harus bekerja keras mendaki jalan berbatuan itu.Dikiri dan kanan kami tampak tanaman tembakau dengan daun yang lebar dan hijau. Sesampainya diatas, aku sempat dag dig dug terpampang jalan terjal berbatu berjarak sekitar 50 meter dengan kemiringan sekitar 30 derajat apakah si Kattie sanggup ?. Bismillah.... aku tekan pedal gas perlahan, posisi gigi tetap pada gigi satu, si Kattie melaju.....hingga pertengahan tanjakan sesuatu mengganjal laju si Kattie. Ling hampir panik ..... "Pak Ambang, bisa nggak nih ...?" tanya nya ... aku cuman menjawab "kita coba aja"... tapi akhirnya si Kattie harus berhenti.Aku tarik rem tangan aku turun dan lihat ke bawah, tampaknya ada batu yang menganjal laju si Kattie. Aku tarik batu yang mengganjal, aku coba lagi tapi ternyata si Kattie tidak mau nanjak juga (setibanya di Jakarta baru diketahui kenapa si Kattie jadi Loyo). Sepertinya aku harus mundur dulu untuk ambil ancang ancang. Akhirnya Ling berinisiatif untuk turun dan memberikan aba aba. Aku sempat tersenyum juga, rupanya dia menikmati juga petualangan kali ini. Dan pelan-pelan si Kattie meluncur mundur kebawah dengan aba-aba dari Ling. Setelah dirasa cukup, Ling naik kembali aku mulai menginjak pedal gas dan tanjakan terjal tersebut akhirnya terlewati......Fiuh....Setelah berjuang cukup lama, tempat yang kami tuju terlihat. Sebuah pos, seperti pos Jaga yang baru saja di bangun berdiri menghadap kearah matahari terbenam. Pagi itu cuaca cerah sekali, kami bisa melihat jauh sekali. Pemandangan sekitar Kopeng terlihat semua, hamparan sawah dan ladang, Gunung Telomoyo yang berdiri tegak. Dan hal yang paling menarik adalah terlihatnya 2 buah puncak gunung di kejauhan. Sepertinya puncak gunung Sindoro dan Sumbing. Wahh... terbayarlah sudah petualangan kita dibawah sana........
Pukul 8:30 kami kembali ke hotel, Untuk berkemas kembali lagi ke Jakarta. Dan kamipun cek Out pukul 10:00. Tujuan kali ini adalah semarang untuk membeli oleh-oleh. Kurang pas rasanya bila lewat semarang tidak mampir kejalan Pandanaran. Beberapa kilo bandeng Juwana dan panganan kami beli. Tak lupa pula mencicipi lumpia khas semarang.Dari Semarang sekitar jam 12-13 ...setelah mampir ke Jalan Pandanaran + call Om Des. eh Semarang ternyata macet juga yah .. banyak truk Gede masuk dari Pantura. Sepanjang pantura jalan cukup baik, hingga pekalongan.
Tak lupa mampir sebentar di Restaurant Prima untuk mencicipi kepiting saus Padang, kepiting Khas Prima . Restonya cukup luas dengan lesehan. Rasanya lumayan... dan harganya lumayan murah. Sayang waktu itu kepiting lemburi nya lagi kosong.
Masuk
kota Tegal jam menunjukan pukul 18:00, setelah berputar sambil melihat keadaan
kota Tegal kami lanjutkan perjalanan. Tak lupa mampir kesalah satu toko penjual telur asin di Brebes. Hingga di tol Kanci, sempat bimbang mo terus lewat pantura atau keluar Plumbon arah
Bandung. Akhirnya aku putuskan keluar Plumbon, menuju
Bandung lewat Jatiwangi dan Sumedang. Jalannya cukup baik dan menantang karena menanjak dan berliku liku. Berkali-kali aku harus melewati pawai truk gandeng dan truk besar. Beberapa kali aku nyaris bersinggungan dengan mobil dari arah berlawanan yang nekat mengambil jalan agak dikanan. sering kali juga aku harus menenangkan Ling karena kesal dengan pengguna jalan lain yang cenderung ugal ugalan.
Tiba di Tol Cileunyi pukul 11:30, dan perjuangan belum selesai karena kami masih harus melewati tol Cipularang di tengah malam. Dalam perkiraanku, kami baru akan tiba jam 2 atau 2:30 pagi. Ini adalah hal yang paling berat buatku karena harus bisa menahan kantuk.
Ditengah jalan aku putuskan untuk istirahat sebentar di rest area km 90. Setelah sejenak istirahat, kami lanjutkan lagi perjalanan. Beberapa kali Ling mengajak aku bicara agar tidak ngantuk dan beberapa kali juga dia mencubit pipi ku....bukan karena gemes tapi biar aku nggak ngantuk.
Di Tol Kebon Jeruk tangerang 2 kali aku harus mengguyur kepala dengan Aqua agar rasa kantuk sirna. Syukurlah kami tiba dirumah pukul 2:30 pagi tanpa mandi lagi langsung menuju tempat terindah ....... tempat tidur yang empuk................zzzz zzzzz
Me and Ling
Blog Ku di Blok.
Whaaaa.... akhirnya setelah meminta grasi dari pihak Google akhirnya .... amnesti untuk blogku di kabulkan juga.
Kenapa yah...apa karena dikira spam apa memang karena aku nggak pernah update lagi ... :).
Biasa rupanya karena penyakit males ku rupanya....
Tapi sekarang aku sudah bisa nulis lagi disini ... fiuh.... Thanks to Google.
Me