16 October 2006

Ternyata susah untuk bersabar...

Kantor 12 October 2006,

10:15AM
Tuuuuuuttt... terdengar suara dering lagu Sweat Dream dari HP ku siang itu .... terlihat seorang teman tertera di display...

"Mber...ntar loe bisakan ketemuan di Jakarta ?", tanya T diseberang telepon.

"Dalam rangka apa nih, tumben tiba tiba loe ngajakin gue ketemuan dan ama siapa aja ?", tanyaku lagi.

"Gue undang beberapa orang aja kok, untuk membahas tentang meeting yang lalu", Ujar T dengan serta menyebut nama beberapa teman yang sudah familiar ditelingaku.

"Dimana, tempatnya Man ?", tanyaku lagi.

"Loe tau Pizza Hut Pancoran, deket Gelael ?", Tanya si T lagi.

"Ooh..Di Jalan MT Haryono deket Gelael itu kan ?", Tanyaku lagi untuk meyakinkan apakah memang betul daerah situ.

"Betul, yang ada Starbuck nya itu, kalo dari arah Pancoran sebelah kiri jalan", katanya menjelaskan kepadaku.

"Oke jam berapa ?", tanyaku lagi.

"Biasa lah jam buka puasa, sekalian kita buka disono. Yk yang bakalan bayar",terangnya.

"Oke, nanti gue kesono deh ", jawabku.

"Ya udah sampe ketemu ya Mber", sambil menutup percakapan di telepon.

Terus terang, terselip sedikit keraguan dihatiku apakah aku akan ikut dalam pertemuan kali ini. Terus terang aja biasanya temanku yang satu ini agak susah hadir bila diundang. Dan sekarang malah ngundang, timbul pertannyaan di benakku. Tapi setelah kupikir... mungkin ada hal yang amat penting yang akan disampaikan.

16:30
Setelah berbagai urusan yang berhubungan dengan kerjaan selesai. Aku bergegas meninggalkan kantor menuju tempat parkir di belakang Benton Junction (Caffee di sepanjang bundaran Lippo Karawaci).

Kupacu jeepku kearah Jakarta masuk ke arah tol Kebun Jeruk menuju jakarta. Perjalanan tampaknya baik, sepanjang jalan Lippo Karawaci terlihat tidak begitu ramai. Semoga juga dengan di Tol Kebun jeruk pikirku setengah berdoa. Kubelokan Jeepku ke Rest Area di tol, untuk mengisi BBM karena kulihat diindikator sudah mulai menuju ke E.

17:15
Apa yang ku kuatirkan terjadi, terlihat didepan jalan di samping kator Kawan Lama atau sekitar 1km setelah jembatan tol puri indah antrian panjang menunggu. Waduh ...si Komo lewat nih, pikirku lagi. Disini aku masih bisa berpikir jernih, mungkin saja antriannya tidak begitu lama. Ini kan biasa, dan aku pun sudah sering menghadapi hal ini.


17:45
Masih terus tune in di gelombang FM 95.9, salah frekwensi Favorite ku setelah FM 99,1 masih menyiarkan lagu terbaiknya. 30 menit telah berlalu dan posisiku masih saja di Kebun Jeruk hanya sekitar 500m dari pintu keluar tol. Sabar pikirku, apalagi ini kan bulan Ramadhan. Kalau lancar lancar saja itu bukan Jakarta namanya.

Aku cek laci di dasboard, masih ada beberapa snack, crakers dan 1 kaleng minuman isotonik. Tapi kulihat masih ada 1/2 botol plastik Zestea (Teh hijau kemasan botol plastik) sisa beberapa hari yang lalu. Kupikir cukup lah untuk pembatal puasa waktu berbuka nanti.

17:52
Finally..... Terdengar suara Azan dari radio yang aku nyalakan. Dengan tersenyum sendiri...(iya lha ..kan nyetirnya sendiri kalo rame rame mobilnya nggak muat :) ), aku mencoba mengambil botol Zestea yang sudah stand by di hadapan ku. Dengan konsentrasi tetap kearah depan aku sedikit melirik kearah botol teh hijau tersebut. Agak aneh pikirku warna air yang ada di dalam botol tidak bening seperti biasanya. Ah mungkin hanya karena gelap pikirku.

Dengan tanpa kesulitan aku buka botolnya dan aku langsung tuang ke dalam mulut. Dan ...hoooeekk......benar rasanya sudah berubah seperti halnya teh basi. Bau langu yang keluar cukup membuatku kaget. Untunglah belum sempat tertelan. Ku buka jendela dan ku buang seluruh air yang ada dalam mulutku..... Fiiuhhh... untung untung...masih sempat. Akhirnya aku harus berbuka dengan tanpa minuman manis dan hanya ditemani dengan beberapa potong biskuit.

18:15
Tiiit...... SMS masuk ke HP ku, dari Yk "Aku sudah sampai di Pizza Hut pancoran", tertera di HP ku.

Kubalas "Ok, aku lagi pawai di Tomang", balasku sambil terus sibuk mengunyah crackers.

Sengaja hari itu aku tidak mengambil jalur Tol dalam kota langsung dari tol Kebun Jeruk untuk menyingkat waktu pikirku. Tapi entah lah, mungkin aku salah perkiraan rupanya. Lampu merah persimpangan Tomang lama sekali. Sedikit rasa sesal kenapa aku tadi tidak mencoba masuk di jalur tol. Tapi sudah lah, yang bisa aku lakukan sekarang adalah mengikuti antrian.

Sedikit lancar, setelah lampu merah Tomang. Aku berfikir, kalau aku lurus maka kawasan 3 in 1 pastilah jadi masalah. Akhirnya di Slipi aku kembali masuk ke dalam Tol dalam kota sepanjang Jl. Gatot Subroto.

18:30
Tiiit... SMS masuk ke HP ku, kali ini dari T menanyakan posisiku. "Masih pawai di Tol depan Plaza Semanggi ", jawabku.

Biasanya aku nggak pernah, sekesal ini menghadapi kemacetan di Jakarta. Tapi entahlah kali ini sepertinya berbeda. Atau karena memang rasa lapar yang sudah mulai sibuk menggerogoti perut karena seharian harus menahan lapar.....mmm mungkin.

Pancoran 4.500 meter, terlihat dari sign board penunjuk arah di tol. Masih saja aku terjebak hanya sedikit bergerak.

19:00
Akhirnya, aku bisa keluar dari neraka Tol dalam kota tiba di persimpangan pancoran. Sedikit kelegaan hinggap di hatiku. Hingga sesampainya di samping supermarket Gelael aku jadi ragu "Pintu masuknya sebelah mana ya ?" pikirku dalam hati .

Kubelokan stirku ke arah Tebet dan.....ternyata aku salah. Setelah sekitar 500 meter mencari pintu masuk ke arah Pizza Hut. Akhirnya aku harus berbalik arah kembali ke arah jalan MT. Haryono. 100 meter dari pertigaan Gelael baru lah aku melihat pintu masuk. Terus terang perasaan ku sudah kesal... Duh .. Jakarta.

19:15
Begitu masuk ke area parkir halangan sudah menghadang lagi "Parkir Penuh", walah...... mahluk apalagi ini. Tapi aku terus masuk dengan mengambil tiket parkir yang tinggal pencet. (aku punya pengalaman lucu dengan Ling tentang parkir Otomatis ini, nanti deh aku akan tulis.).
Masuk area parkir pencarian dimulai. Dengan sabar, masuk satu demi satu mobil didepanku berjalan perlahan dengan tujuan yang sama. Yaitu mencari tempat parkir.

19:30
Tuuuuutttt.... HP ku berbunyi, kulihat T diseberang jalan sambil memegang HP mencariku. "Loe dimana Mber ?", tanyanya sambil celingukan.

"Gue udah sampe , lagi cari parkir dan gue liat loe ," dengan nada sedikit putus asa.

"Ya udah gue tunggu didalem ya ", katanya sambil menutup telepon.

19:40
Ini kali ke 3 atau ke 4 sudah aku berputar putar di tempat yang sama untuk mencari parkir.
Akhirnya kulihat satu tempat lowong, dengan semangat 45 kucoba memarkirkan jeepku dan berhasil. Setelah mesin kumatikan bersiap untuk turun. Rupanya penderitaanku belum berakhir.

Seorang security menghampiriku.

"Maaf Pak, ini tempat parkir khusus Vallet."katanya dengan sopan.

Wharakadah .... ujarku dalam hati.

"Waduh pak, saya udah 5 kali muter", kataku dengan nada sedikit kesal.

"Mobil yang lain juga sama pak, tapi kalo bapak mau parkir vallet nggak papa. Tarifnya Rp.20.000,-", katanya sambil menerangkan.

Dengan perasaan campur aduk, kesal campur marah aku stater jip. "F***!!!", kataku......


19:45
Dua putaran kemudian barulah aku mendapat tempat parkir. Dengan sedikit penyesalan dengan apa yang seharusnya tidak kuucapkan.

Ternyata, bersabar itu sulit. Tidak segampang apa yang kita pikirkan dan katakan. Apalagi dalam kondisi perut kosong. Emosi seseorang gampang sekali tersulut.

Akhirnya aku bisa menyadari ini juga, ini adalah salah satu hikmah dari puasa. Dimana kita bisa merasakan penderitaan dari sahabat sahabat kita diluar sana. Mereka harus menahan lapar tanpa tahu kapan mereka bisa makan.

Ya, Allah ... terimakasih kuucapkan kepada Mu yang telah memberikan sedikit pelajaran berharga di bulan yang penuh berkah ini.

Pertemuan hari itu berjalan lancar.

Marhaban ya Ramadhan.

Me.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home